SOBOnDESO News

Nonton Kesenian Reog di Sanden


Setiap lebaran tiba masyarakat Bantul menggelar berbagai macam acara hiburan rakyat untuk memeriahkan bulan Syawal yang penuh sukacita tersebut, ada yang menggelar pertunjukan wayang kulit, campursari, kesenian jathilan, dan sebuah pertunjukan kesenian reog yang tak pernah absen di setiap lebaran.

Dari beberapa kesenian yang digelar tersebut ada satu kesenian yang menjadi kesenian khas dari Kabupaten Bantul, yaitu kesenian Reog. Seperti pada lebaran kali ini saat saya mudik ke rumah Ortu di Kecamatan Sanden juga sempat menonton kesenian tersebut saat dipentaskan di rumah salah satu tetangga saya. Tidak jauh berbebeda dengan lebaran tahun lalu yang juga mementaskan kesenian reog ini, pertunjukan reog kali ini juga sangat meriah dengan dipadati oleh penonton yang sangat antusias menyaksikan pertunjukan reog ini.

Ada srikandinya juga
Saya sendiri juga tidak begitu faham sejak kapan kesenian Reog ini mulai populer di masyarakat Bantul, mungkin karena keseniaan ini para pemainnya memakai kostum ala tokoh pewayangan dan menari bagai wayang wong sehingga kesenian ini mudah diterima dan masih lestari hingga saat ini.






Bersumber dari sebuah halaman Blog, kesenian ini juga sering disebut dengan Reog Kubro. Berikut adalah sedikit info dari Blog tersebut.

Seni tradisi Reog Kubro merupakan tradisi turun temurun. Seni tradisi Reog Kubro diadakan setiap bulan syawal tiba. Biasanya di bulan Syawal ini mereka menggelar pentas di lapangan, yakni pentas Reog Kubro. Sengaja pentas ini mereka selenggarakan di tempat terbuka agar masyarakat umum dapat menyaksikannya.
Kesenian tradisional Reog wayang orang di Yogyakarta telah hidup sejak beberapa puluhan tahun yang lalu. Di Yogyakarta, kesenian ini hidup dan bertahan di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul Seperti di Kecamatan Sanden,  Srandakan, Pandak, Bambanglipuro, dan Kecamatan lainnya.

Kesenian Reog wayang orang ini menampilan tari-tarian serta kisah peperangan seperti pada kesenian wayang orang. Perang Baratayuda yang merupakan perang antara Pandawa dan Kurawa sering dimainkan oleh kelompok kesenian Reog ini.
Pakaian pentas kesenian yang mereka gunakan juga seperti pakaian dan asesoris pakaian untuk pementasan wayang orang yaitu jarik batik, selendang, rompi batik, gelang kaki dan tentu saja pakaian khas masing-masing tokoh pewayangan.

Pada setiap penampilan kelompok kesenian tradisional Reog wayang orang ini selalu diiringi dengan iringan musik tradisional serta lagu-lagu macapatan. Iringan musik kelompok kesenian reog wayang orang ini berasal dari beberapa bende, dodog dan kepyek. Sementara tembang macapat yang dinyanyikan oleh kelompok kesenian ini adalah hampir semua tembang macapat

Tata rias dalam Reog Wayang sesuai dengan karakter yang diperankan oleh setiap tokoh. Apabila peran yang dimainkan halus (baik) maka tata riasnya rapid an menunjukkan kegagahan. Sedangkan apabila memerankan tokoh yang buruk tata riasnya menakutkan.
Unsur kesenian ini menggabungkan unsur gerak tari dan irama musik sehingga tercipta tarian yang dinamis dengan iringan musik. Masyarakat Mangiran menamakan seni ini dengan Reog Kubro. Secara etimologi Reog Kubro berasal dari dua kata yaitu reog dan kubro. Reog merupakan nama suatu perguruan atau kelompok, sedangkan kubro berarti besar atau agung. Reog Kubro dimaksudkan sebagai sebuah perguruan yang agung. Yang mana di dalam komunitas tersebut terdapat prajurit bernama warog, yang artinya ksatria gagah berani. Warog ini digambarkan dengan penampilan luar seram secara fisik, berpakaian hitam, kepala berikatkan kain batik atau iket, berbewok, kumis lebat, muka merah dan dada penuh dengan bulu. Akan tetapi prajurit warog yang berwajah sera mini berhati baik.

Gerakan dalam  tarian Reog Wayang ini diawali dengan sembahan untuk menghormati leluhur, yang memiliki hajat, dan penonton. Kemudian dilanjutkan dengan joged (tari), dipertengahan tarian ada klimaks perang antara Pandawa dan Kurawa. Dilanjutkan perang individu yang diawali dengan perang lembatak, kemudian perang sesuai permintaan yang punya hajat. Apabila ada permintaan perang antara Arjuna dan Cakil, maka perang yang dilakukan adalah perang tersebut. Dalam sekali pertunjukan terjadi tiga peperangan dan itu merupakan kehendak dari yang mempunyai hajat.

Semoga kesenian yang unik ini masih bisa tetap lestari di masyarakat Bantul di masa kini dan masa yang akan datang.

10 comments:

  1. wah ikut nguri-uri kebudayaan kalo begini...:)

    ReplyDelete
  2. yang penting jangan lupa ngibadahe buat mas2 yang ngikut ngreyog.. :D

    ReplyDelete
  3. dewanty: yups betul, pingin daftar jd pemain reog ya
    Bantulonline: wah sepertinya make up_nya menjadi kendala untuk bisa mengerjakan sholat

    ReplyDelete
  4. wew, asik mas jo, ono Raden Werkudorone :)

    Slam soko Sedulur Klaten.

    ReplyDelete
  5. maturunuwun mas kunjungannya... kapan2 nonton nek dolan nang bantul

    salam balik mas seko bantul projo tamansari

    ReplyDelete
  6. Apik jo blogmu....informatif dan sarat budaya bantul,salut. lanjutkan.

    ReplyDelete
  7. wah maturnuwun dab, ben do kenal bantul

    ReplyDelete

Termakasih telah berkunjung.... sobondeso.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis, komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator. Bila ada komentar yang menurut kami tidak sesuai maupun spam admin berhak untuk menghapusnya.