Grebeg Maulud 2010 kraton Yogyakarta
Suasana grebeg maulud kraton yogyakarta |
Grebeg Maulud adalah upacara tradisional yang telah berlangsung turun temurun dan mendapatkan perhatian luas dari warga Yogyakarta dan sekitarnya. Acara Grebeg Maulud yang sudah digelar beberapa bulan kemarin sedikit berbeda, upacara tradisional Gregeg Maulud tahun ini Gunungan yang dikirap ditambah satu Gunungan yang diberi nama Gunungan Bromo karena bertepatan dengan tahun Dal (tahun dalam kalender jawa).
Salah satu gunungan |
Moment kemeriahan Grebeg yang saya abadikan ini agak telat mempostingnya, mungkin karena foto-fotonya terselip di folder yang jarang saya buka. Walau sudah agak telat postingnya, tapi semoga bisa memberi manfaat dan sedikit info tentang acara Grebeg Maulud Kraton Yogyakarta ini. Siapa tau pembaca ingin menyaksikan sendiri kemeriahan upacara Grebeg Maulud yang akan datang.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selama setahun menyelenggarakan upacara tradisional Grebeg Besar sebanyak tiga kali yaitu Grebeg Syawal diselenggarakan bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, Grebeg Besar bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha dan Grebeg Maulud atau bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pasukan kraton yng mengiringi prosesi acara grebeg |
Ribuan warga jogja yang rela berdesakan untuk menyaksikan upacara grebeg |
Upacara tradisional Grebeg Maulud ini berupa iring-iringan Gunungan Lanang, Wadon, Gepak, Pawuhan dan Dharat yang dikeluarkan dari dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melewati Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-Alun Utara hingga berakhir di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Iringan "Gunungan" tersebut dikawal oleh sembilan pasukan prajurit keraton, di antaranya prajurit Wirobrojo, Ketanggung, Bugis, Daeng, Patangpuluh, Nyutro. Mereka mengenakan seragam dan atribut aneka warna dan membawa senjata tombak, keris serta senapan kuno.
Ribuan warga Yogyakarta dan sekitarnya serta wisatawan mancanegara sejak pagi sudah mulai memadati alun-alun utara. Dengan berdesak desakan ribuan pasang mata ini melihat kirab gunungan Grebeg Maulud yang mulai bergerak dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Alun-Alun Utara dan berakhir di Masjid Gedhe.
Para pedagang dengan dagangan khas pasar malam dan sekaten |
Masyarakat berebut gunungan |
Selanjutnya sejumlah "gunungan" dibawa ke Masjid Agung/Besar Kauman Yogyakarta, untuk diberkati dan didoakan oleh penghulu keraton. Kemudian "gunungan" itu menjadi rebutan warga yang sudah sejak pagi menunggu di halaman masjid tersebut. Sedangkan satu gunungan dibawa menuju Pura Pakualaman dengan dikawal prajurit tradisional dan kemudian menjadi rebutan ratusan warga setempat.
Mereka yang memperoleh bagian dari "gunungan" tersebut masih mempercayai bahwa sedekah Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut akan membawa berkah bagi kehidupan mereka.
Mereka yang memperoleh bagian dari "gunungan" tersebut masih mempercayai bahwa sedekah Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut akan membawa berkah bagi kehidupan mereka.
No comments
Termakasih telah berkunjung.... sobondeso.com tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis, komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator. Bila ada komentar yang menurut kami tidak sesuai maupun spam admin berhak untuk menghapusnya.