Teror Ulat Bulu Sampai Yogyakarta
Fenomena wabah ulat bulu kini sedang melanda di berbagai tempat di bumi nusantara, berawal di Probolinggo Jawa Timur dan terus menyebar di berbagai daerah. Dan tidak jauh beda dengan tempat lainnya, di daerah tempat tinggalku pun kebagian teror wabah ulat bulu ini.
Menyimak kabar berita lewat berbagai media ulat bulu ini sudah melanda beberapa tempat di Yogyakarta, yaitu di Kulonprogo, Bantul, Sleman, dan Kota Djogja, sedangkan wilayah Gunungkidul sampai saat ini belum ada laporan adanya serangan ulat bulu ini.
Dari tiga kabupaten dan satu kota yang diserang ulat bulu, serangan paling meresahkan terjadi di Dusun Turi, Sumberagung, Jetis, dan Dusun Cepor Lor, Palbapang, Kabupaten Bantul. Tapi, serangan itu sudah dapat diatasi setelah dilakukan penyemprotan dengan pestisida dan pembakaran serta penebangan batang pohon.
Di Kabupaten Kulonprogo serangan ulat bulu ditemukan di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Wates, Kecamatan Nanggulan, dan Kecamatan Sentolo. Sementara itu, di Kabupaten Sleman, serangan ulat bulu melanda di wilayah Kecamatan Gamping menyerang semak-semak, dan Kecamatan Depok. Untuk Kota Yogyakarta di Kecamatan Mantrijeron.
Dinas Pertanian DIY masih akan mengedepankan pembasmian secara alami atau dengan cara memotong dahan pohon dan membakar ulatnya, dan berusaha keras mencari musuh alami yang akan mengendalikan populasi ulat bulu.
Musuh alami (predator) dari ulat bulu ini kini jumlahnya semakin sedikit karena kerusakan ekosistem, salah satunya ialah dari jenis semut angkrang. Sebab, semut merah atau angkrang memiliki peranan untuk menghambat peledakan populasi ulat bulu. Sebab, semut angkrang bisa memakan telur kupu-kupu sebelum menjadi ulat. Banyaknya masyarakat yang mencari atau memperjualbelikan telur semut angkrang (kroto) menjadi salah satu pemicu berkurangnya parasitoid (serangga yang memarasit serangga lain) untuk ulat bulu.
Waduh sudah sampai Turi?... Moga-moga ora mampir ke timur yah....
ReplyDeleteamiiin... sepertinya sdh teratasi
ReplyDelete